Ketika itu Pulau Makalehi belum punya nama dan tidak berpenghuni,
di sebuah lokasi di tepi pantai yang menghadap ke barat (sekarang disebut
SOA), tumbuh sebatang pohon kenari (lehi) yang sangat besar dan
tinggi. Penduduk Siau sering melaut mencari ikan ke pulau ini dan para
nelayan Siau sering beristirahat di bawah pohon kenari itu. Tidak
jarang banyak yang berusaha menebang pohon ini, namun aneh tidak bisa tumbang, setiap kali ditebang, luka bekas kapak pada pohon
itu hilang tak membekas atau kembali seperti semula, namun nelayan Siau
tidak putus asa. Mereka tetap berusaha untuk "makahaka lehi"
(menumbangkan pohon kenari) sehingga setiap orang yang pergi ke pulau
itu dengan tujuan menumbangkan pohon kenari itu selalu berkata "boete
kite sesae makalehi (makahaka lehi)".
Akhirnya suatu saat pohon itupun
tumbang dan orang-orang yang berhasil menumbangkannya disebut:
Sire ko MAKALEHI yang berarti mereka yang berhasil menumbangkan pohon kenari. Demikianlah sampai saat ini pulau disebelah barat Siau ini disebut
MAKALEHI, dengan nama sasahara MAWELOGANG yang berarti isi kenari yang tidak hancur saat ditumbuk atau dibelah, alias LEHI BELOGE atau LEHI WELOGE.
Selasa, 05 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar